Pagi hari ketika saya hendak ingin mandi setelah sholat
subuh saya mendengar papah bertanya kepada semua orang rumah “bau asap apa
ini?” dan mama menjawab “paling bau asap dari sampah yang dibakar tetangga” .
dan saya juga tidak mau ambil pusing, saya pikir juga itu berasal dari asap
sampah tersebut. Namun 5 menit kemudian lampu rumah dirumah saya padam, saya
sempat berpikir bahwa mungkin ini karena masalah listrik dari saklar dekat
computer yang biasa bermasalah. Saya pun mencoba keluar kamar untuk memastikan,
dan ternyata papa saya berteriak “ matiin colokan kabel air diatas, mesinnya
kebakar”. Dan dari situlah cerita ini dimulai…
Akhirnya listrik bisa dinyalakan kembali setelah kabel dan
seluk beluknya sudah dimatikan. Untung saja saya masih bisa mandi dengan air
yang masih tersisa di bak kamar mandi. Setelah rapi saya bersiap-siap untuk
pergi kesekolah dan berharap setelah pulang keadaan sudah kembali keadaan
normal.
Namun nyatanya tidak, saat saya pulang ternyata air masih
belum ada dalam artian lain memang mesinnya belum diperbaiki, ohh baiklah
mungkin nanti setelah pulang les sudah ada kembali pikir saya yang memang
setelah pulang sekolah saya harus langsung buru-buru untuk pergi les.
Malam sehabis pulang les, dirumah mama kedatangan
teman-teman kantornya yang sedang bersilaturahmi, lumayan banyak dan mama
menjamu dengan makanan yang tersedia. Setelah teman mama sudah pulang rumah pun
menjadi kisruh lantaran ternyata air masih tidak bisa menyala, kenapa??? Karena
blum diperbaiki, papa sudah menelpon dan mendatangi si tukang air siang tadi namun nyatanya tokonya tutup. Sehingga kami
harus menunggu esok hari.
Lantaran benar-benar tidak ada air kami harus meminta
ketetangga depan rumah, beruntunglah kami karena mereka telah membantu kami
dengan senang hati.sebenarnya ini bukanlah kejadian yang pertama bagi kami,
kira-kira 5 bulan yang lalu mesin air memang tidak berfungsi lantaran sudah
termakan usia, maklum semenjak kami pindah kesini mesin air memang belum pernah
diganti . Berbekal selang panjang air disalurkan dari rumah tetangga ke
ember-ember besar yang kami miliki, dan saya harus ber-estafet dengan kakak dan
adik saya memindahkan air dari ember
tersebut untuk diisi di bak kamar mandi yang ada didalam rumah. Memakan waktu
yang cukup lama memang , setelah itu mama saya memindahkan semua cucian piring
ke teras depan katanya supaya gampang deket airnya, dan saya membantu
memindahkan piring yang sudah bersih kedalam. Dirumah juga sebenarnya terdapat
banyak tumpukan cucian kotor, tapi karena tidak ada air akhirnya pakaian kotor
itu harus di laundry. Hingga malam menjelang saya masih sibuk kesana-sini ,
estafet sana sini karena air. Hari yang melelahkan memang.. :(
Esok harinya, saya sekeluarga mandi dengan bantuan dari air
tetangga , saya, kakak dan adik pun
bersiap sekolah dan bekerja. Siangnya saya pun pulang namun jam 1 saya harus
kembali lagi untuk mengikuti pendalam materi yang diberikan oleh sekolah. Mama pun
juga sedang memasak kue dan lainnya karena kebetulan besok akan dilaksanakan
syukuran pernikahan kakak saya yang pertama. Sore hari saya pun pulang dan saya
sudah melihat mama pusing dan jengkel karena tukang air tak kunjung datang,
mama pun menelpon papa untuk memastikan kapan mesinnya diperbaiki karena dia
sudah sangat gerah karena cuaca panas dan ditambah kesulitan air untuk mandi,
cuci, dan kakus. Setelah menelpon mama mengajak saya untuk mandi ke tetangga ,
namun saya menolak jadi mama pergi kesana
sendiri, selang 20 menit saya dilanda masalah perut. Saya pun semakin gelisah
ketika melihat bak kamar mandi yang kosong tidak ada setetespun air, dan dengan
tenaga ekstra saya menyusul mama ke rumah tetangga dan ternyata mama sudah
selesai mandi, dan saya pun mohon izin untuk menyelesaikan masalah saya ini..
huftt.. mama langsung menyarankan untuk saya sekalian mandi dan saya pun
mengangguk sambil menenteng perlengkapan mandi yang mama berikan.
Dan dari kejadian masalah perut itu tadi lah saya langsung
terpikir bahwa air itu benar-benar sangat penting, karena tidak ada air saya
dan sekeluarga bahkan sampai menumpang meminta air dan menumpang rumah tetangga
untuk mandi. Saya menjadi sedih ketika mengingat bahwa diluar sana banyak yang
mengalami lebih parah dari saya, mereka benar-benar kesulitan air setiap
harinya, masih banyak yang harus berjalan berkilo-kilo untuk mengambil air dan
dibawa kerumahnya, masih banyak daerahnya yang setiap tahun memang selalu
kekeringan, sungguh menyedihkan. Dan ini membuat saya bersyukur bahwa kami
hanya diberi kesulitan air seperti ini sedangkan diluar sana banyak yang lebih
menderita , allah masih sayang kepada kami. Saya pun semakin sadar bahwa air
itu benar-benar tidak boleh disia-siakan begitu saja karena diluar sana banyak
yang memohon agar mendapat air barang setetes saja… itu begitu menyentuh hati
saya
Setelah kejadian ini sore menjelang malam papa saya datang membawa
mesin baru dan langsung membetulkannya, Alhamdulillah airpun sudah bisa digunakan
kembali.. senyuman-pun datang keseluruh penjuru keluarga saya. Terimakasih ya
allah
Maka dari itu sebagai anak bangsa calon penerus dunia kita
harus bisa menggunakan air sebijak mungkin, jangan suka membubazirkan air
walaupun kita kelimpahan air. Jagalah air jagalah bumi jagalah kehidupan.
_NurulFajriyah_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar