Pages - Menu - about me

Sabtu, 02 November 2013

MENEROPONG KESEMPURNAAN ILMU ALLAH

Assalamualaikum wr.wb

 


Siapakah yang menurunkan hujan, mengalirkan air dan menumbuh rerumputan?
Siapakah yang menyalakan matahari, melukis bayangan dan mendatangkan malam?
Siapakah yang memancangkan gunung, menegakkan langit dan menggantungkan bintang-bintang?
Siapakah yang meniupkan angin, menggerakkan ombak dan membawa pukat-pukat di waktu malam?
Siapakah yang mengajarkan ikan berenang, melatih burung terbang dan mendidik kita berjalan?

“Dialah Allah, Yang Menciptakan,Yang Membentuk Rupa, Yang Memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang baik). Bertasbih Kepada-Nya apa yang ada dilangit dan dibumi. Dan Dia Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijakasana. ”
(QS. Al-Haysr : 24)


                Karena Allah ‘Azza wa jalla adalah yang merancang, memproduksi dan mendesain semua yang ada dilangit dan bumi baik itu ekosistem fisik seperti : alam semesta, manusia, flora dan fauna maupun ekosistem batin (metafisik) seperti : alam ruh, surga, neraka dan sebagainya. Maka sangat logis jika Allah ‘Azza wa jalla mendapat gelar Al-‘Aliim (Maha Mengetahui, Maha Ahli). Tidak ada  yang mengetahui dengan sempurna tentang semua ciptaan Allah ‘Azza wa jalla di jagad raya ini kecuali dia sendiri.

“Dialah Allah, tiada ilah kecuali Dia. Dialah yang maha mengetahhui segala yang ghaib dan yang nyata. Dialah yang Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana ”
(QS. Al-Haysr : 22)

                Tentu saja sangat kompeten dan kredibel jika Allah ‘Azza wa jalla  Yang Maha Mengetahui itu mengajarkan kepada manusia dan menjadi dosen. Sesuai dengan apa yang dijanjikan Allah ‘Azza wa jalla untuk mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya… (QS.Al-Alaq : 5)
                Mengenai bobot ilmu Allah ‘Azza wa jalla itu tentu saja tidak dapat ditimbang oleh pengetahuan manusia yang serba terbatas. Terlalu kecil kalau manusia dijadikan sebagai pembanding bagi ilmu Allah nan luas.

                Di Amerika Serikat ada Profesor  Dr.Jesse Moore. Beliau adalah coordinator proyek pesawat ulang alik NASA. Untuk saat ini beliau dianggap sebagai orang yang paling pandai di dunia. Karena ilmunya itu Rusia harus mengakui keunggulan Amerika dalam teknologi ruang angkasa. Yang membuat banyak orang terkagum-kagum karena dia memiliki belasan gelar master dibelakang namanya. Diantaranya :
·         Master dalam bidang Aeronotika
·         Master dalam bidang Teknik material
·         Master dalam bidang Fisika zat padat
·         Master dalam bidang Teknik Informatika
·         Master dalam bidang Astronomi 

Dan masih banyak lagi bidang-bidang yang kita tidak mengerti jika disebut satu persatu disini. SUBHANALLAH bukan?

                Kemudian suatu hari seorang doctor dari mesir yang tidak disebut namanya mengadakan suatu perhitungan untuk mengetahui tingkat kepandaian dan produktifitas sang professor. Doctor itu menghitung jumlah tinta yang habis digunakan untuk mencetak seluruh buku yang telah ditulis oleh professor tersebut. Akhirnya diperoleh hasil : sampai dengan habis seluruh ilmu Prof. Dr. Jesse Moore ditulis dan dituangkan kedalam buku, pada kenyataannya tidak sampai menghabiskan 100 liter tinta. Sangatlah jauh jika dibandingkan dengan ilmunya Allah ‘Azza wa jalla.


“Katakanlah : kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat robbku sungguh habislah lautan itu sebelum habis {ditulis} kalimat-kalimat robbku meskipun kami datangkan sebanyak itu {pula}”
(QS. Al-Kahfi : 109)

“Dan seandainya pohon-pohon dibumi menjadi pena dan laut {menjadi tinta} ditambahkan kepadanya tujuh laut {lagi} sesudah {kering}, niscaya tidak akan habis-habisnya {dituliskan} kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ”
(QS. Luqman : 27)

Para ilmuwan Biologi masa kini mungkin sangat ahli membuat suatu sistematika dan penggolongan tentang hewan atau tumbuhan. Tetapi pada umumnya mereka gagal untuk member jawaban yang sederhana dan praktis bagi kepentingan orang awam (banyak). Ilmu pengetahuan sekarang ini menjadi eksklusif dan hanya milik sekelompok orang saja. Sementara pada jaman imam Syafi’I ilmu dirasakan manfaatnya oleh semua orang.
Ilmu kedokteran baru menemukan sebuah fakta empiris bahwa simpul-simpul syaraf manusia terletak persis dibawah permukaan kulit. Hal ini menjadikan permukaan kulit merupakan bagian yang paling sensitive (peka) dalam menerima rangsang dan berfungsi sebagai indra peraba. Apabila jaringan sel-sel lapisan permukaan kulit manusia mati (kapalan) maka kulit tidak lagi peka menerima rangsangan dari luar. Jarak yang demikian dekat antara permukaan kulit dengan simpul-simpul syaraf menyebabkan kerusakan yang terjadi (akibat terbakar misalnya) pada permukaan kulit akan dikuti oleh rusaknya jaringan sel-sel syaraf. Jika hal itu terjadi maka seseorang tidak lagi merasaan apa-apa jika ditekan, digores, atau dibakar. Penemuan ilmiah ini menjadikan manusia mampu menangkap makna yang terkandung dalam surat QS.An-Nisa : 56 


“Sesungguhnya orang-orang kafir pada ayat ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka kedalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus kami ganti kulit mereka dengan kulit baru agar mereka merasakan pedihnya azab. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi Maha bijaksana”

Ada lagi, Dr.Maurice Bucaille, seorang sarjana kebangsaan Perancis, dokter ahli bedah yang pada akhirnya masuk islam. *Alhamdulillah . Dr.Maurice Bucaille tertarik dengan informasi yang diberikan Al-Qur’an tentang nasib Fir’aun yang mengejar Nabi Musa.

“Maka pada hari ii kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami ”
(QS. Yunus : 92)


Sebagai seorang ahli bedah yang piawai, Dr.Maurice Bucaille mampu untuk melakukan teknik-teknik otopsi modern untuk mengetahui sebab-sebab kematian mayat tanpa merusak jasad sang mayat melainkan hanya membuat sayatan kecil saja.*hebat
Karena Dr.Maurice Bucaille melihat ayat diatas sebagai petunjuk (isyaroh) untuk menemukan fakta empiris ayatul kauniah, maka ia ingin melakukan pembedahan terhadap mummi fir’aun. Ia ingin membuktikan apakah benar fir’aun tersebut tenggelam dilaut merah.
Sementara itu ahli sejarah sendiri berselisih pendapat tentang siapakah Fir’aun yang mengejar Nabi Musa. Sebagian sejarah berpendapat bahwa Fir;aun yang mengejar Nabi Musa ialah Ramses I, sebagian lagi mengatakan Ramses II. Masing-masing ahli sejarah tersebut memiliki argumentasi sendiri-sendiri. Tetapi tidak ada satupun yang memiliki bukti empiris. Dr.Maurice Bucaille memutuskan untuk membedah mummi-mummi tersebut.
Hal itu dilakukan untuk tujuan : pertama untuk menguji kebenaran informasi Al-Quran bahwa fir’aun mati tenggelam dilaut merah. Kedua memutuskan pertikaian para ahli sejarah tentang siapa sebetulnya fir’aun yang mengejar Nabi Musa. Dari hasil pembedahan tersebut, Dr.Maurice Bucaille menemukan adanya tumbuhan ganggang yang biasa terdapat di laut merah pada usus mummi Ramses II. Pada mummi yang sama beliau melihat adanya stressor berat pada otot-otot, seperti yang dialami oleh orang-orang mati tenggelam. Penelitian yang dilakukan Dr.Maurice Bucaille telah membuktikan kebenaran informasi Al Quran bahwa fir’aun mati tenggelam dilaut merah yang ternyata terungkap bahwa firaun yang mengejar Nabi Musa adalah Ramses II. Kedua hal ini terungkap setelah Al-Qur’an memberikan petunjuk (isyaroh) kepada manusia untuk menelitinya. Penelitian ini juga yang mengantarkan Dr.Maurice Bucaille masuk islam *Alhamdulillah
Karena Al-Quran adalah kitab (petunjuk)maka sebenarnya dia dalah operational manual bagi manusia, agar manusia dapat mengoperasikan dirinya secara benar, fungsional dan optimal. Sebagai petunjuk tentu saja Al-Qur’an harus berfungsi sebagai pedoman seperti halnya kompas. Sebuah kompas selalu siap pakai. Begitu difungsikan dia langsung menunjuk arah utara-selatan. Apabila tidak siap pakai maka dia bukan kompas namanya. Disinilah Al-Quran membuktikan dirinya sebagai kompas kehidupan. Dia langsung menunjukkan mana yang benar (haq) mana yang salah (bathil). Itulah sebabnya Al-Quran disebut juga Al-Furqan. Selain itu Al-Quran juga menjelaskan secara global tentang informasi hukum dan informasi ilmiah. Sedangkan bagaimana rincian pelaksanaannya dijelaskan didalam as Sunnah. Karena Al-Quran adalah pedoman hidup maka tidak boleh seorang muslim meragukan kebenaran mutlak isinya. Apabila produk akal manusia bertentangan dengan Al-Quran maka kesalahannya bukan pada Al-Quran. Akal manusialah yang memiliki keterbatasan. Pada titik ini manusia harus menyelaraskan cara berpikirnya dengan Al-Quran.
Seorang muslim dituntut oleh Allah agar senantiasa menyempurnakan sarana hidupnya dan tidak boleh merasa puas dengan apa yang sekarang dicapainya *SETUJU SEKALI.  Sarana hidup sendiri kebenarannya tentatif dan belum final. Sehingga manusa ditantang untuk senantiasa mengadakan inovasi setiap saat *BETUL.  Agar manusia menjadi Modern .

Demikianlah kesempurnaan ilmu Allah, karena memang tidak ada yang menandingiNYA.

“tidak ada sesuatupun yang menyerupaiNYA”
(QS. Asy-Syura : 11)

_______________________________________________________________________________________________________

Ps : Pembahasan POTENSI OTAK ini aku dapatkan dari mata pelajaran BIP ( bimbingan dan konsultasi pembelajaran ) di tempat les aku #akumohonizin .. entah kenapa begitu tertarik mendengar kata POTENSI OTAK dan diberikan lembaran-lembaran kertas yang membahas tentang potensi otak yang sekarang aku tulis ulang kembali di blog aku ini.

Semoga saja info ini bermanfaat untuk kita semua. Amien…





_NurulFajriyah_




 

Tidak ada komentar: